Kondisi Sebelum Ibu Tewas Peluk Bayi di Pati, Pasca Melahirkan Sempat Kena Tinju Suami

pembunuhan pati

PATI, Lingkarjateng.id – Misteri penyebab meninggalnya penemuan jenazah perempuan bernama Budiati yang ditemukan dalam keadaan memeluk tiga anaknya akhirnya terbongkar. Ibu malang tersebut ternuata tewas ditangan suaminya sendiri.

Sejak ditemukannya jasad budiati pada Rabu, 14 Juni 2023 lalu di kontrakan Dukuh Ngipik, Desa Kutoharjo, Kecamatan/Kabupaten Pati, sang suami M langsung diamankan oleh pihak kepolisian.

Berdasarkan hasil penyelidikan, M melakukan penganiayaan kepada Budiati pada hari jumat, 9 Juni 2023 lalu lantaran tersinggung korban tak mengijinkannya untuk meminjam telepon genggamnya. Pelaku yang dikenal tempramen tersebut lantas merasa curiga dan melakukan tindakan main tangan.

Kasat Reskrim Polresta Pati, Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar mengungkapkan dari hasil otopsi yang dilakukan tim forensik dan dokter kesehatan Polda Jawa Tengah pada Kamis, 15 Juni 2023, didapati luka memar pada area kepala.

Sementara penyebab meninggalnya Budiati disinyalir karena faktor menurunnya kesehatan pasca melahirkan, serta kekerasan yang dilakukan oleh M. Dari hal tersebut, Budiati diperkirakan menghembuskan napas terakhirnya sekira Senin, 12 Juni 2023 atau Selasa, 13 Juni 2023.

“Ya kita melakukan pemeriksaan intensif terhadap pasangan korban, dan M memang mengakui bahwa dia melakukan pemukulan terhadap pasangan atau korban. Kalau perihal KDRT (menyangkut/red) pasangan ini secara sah tidaknya kami masih mendalami,” terang Kasat Reskrim Polresta Pati, Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar kepada Lingkar TV.

Hingga kini pihak Sat Reskrim Polresta Pati belum menemui surat bukti pernikahan yang sah dari kasus meninggalnya Budiati. Namun tersangka M saat ini masih diamankan di Polresta Pati.

Di sisi lain, Gunadi selaku ayah korban mengaku dirinya terkahir bertemu Budiati pada Sabtu, 10 Juni 2023 untuk melepas rindu pada cucunya. Dirinya sempat mendapati putrinya menangis tanpa suara. Ia pun saat itu urung menanyakan perihal kondisi Budiati dikarenakan M sedang berada di rumah.

“Tahu-tahu nggak kuat, nangis nggak ada suaranya. Terus saya pamit mau pulang, tapi saya itu merenung di sambil berjalan. Anak saya ada masalah karena apa? Saya nggak di situ (kontrakan,red) lama, cuman seperempat jam,” ungkapnya.

Pihaknya kini telah ikhlas menerima kepergian sang purti. Meski demikian, Gunadi berharap M dapat dihukum seberat beratnya. Ia tetap meminta hukum seadil adilnya dan menganut pada prosedur yang berlaku.

 Adapun ketiga anak korban yang ditemukan di sekeliling jasadnya, saat ini telah diberi perawatan. Anak pertama dan kedua kini dirawat oleh keluarga Budiati, sedangkan bayi berusia 15 hari mendapatkan perawatan di RSUD RAA Soewondo Pati. Kondisi bayi tersebut semakin membaik setelah mengalami kejang-kejang dan merintih kesakitan seperti saat pertama kali dibawa ke rumah sakit.

“Sudah nggak kejang lagi, ya berangsur-angsur ini lebih baik dari kemarin,” jelas Ali Muslihin, Direktur Pelayanan  RSUD RAA Soewondo Pati.

Kini bayi tersebut masih dalam perawatan intensif oleh dokter anak di ruang perinatal. Alat bantu pernapasan berupa continuous positive airway pressure pun telah dilepas dan diganti dengan oksigen biasa. (Lingkar Network | Mutia Parasti/Lingkar TV)