Tradisi Sedekah Bumi Pati Diusulkan Masuk Kalender Pariwisata Jateng

Tradisi Sedekah Bumi Pati Diusulkan Masuk Kalender Pariwisata Jateng

PATI, Lingkarjateng.id – Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Kabupaten Pati bakal mengusulkan event sedekah bumi yang berskala besar ke dalam kalender pariwisata Provinsi Jawa Tengah (Jateng).

Kabupaten Pati merupakan daerah yang sangat kental dengan tradisi dan budayanya. Salah satunya yakni tradisi sedekah bumi.

Dalam penanggalan jawa, sedekah bumi di Kabupaten Pati biasanya jatuh pada bulan Apit atau dalam penanggalan Islam pada bulan Dzulqa’dah. Di waktu tersebut, masyarakat beramai-ramai merayakan tradisi sedekah bumi sebagai bentuk rasa syukur atas hasil bumi yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa (YME).

Berbagai pertunjukkan dan pameran digelar untuk memeriahkan tradisi sedekah bumi. Seperti karnaval, kirab budaya, pertunjukan ketoprak, wayang kulit, dan sebagainya.

Untuk karnaval ataupun kirab budaya menjadi event yang mampu menyedot animo masyarakat, baik lokal maupun luar daerah. Biasanya, masyarakat mengenakan berbagai pakaian adat dan mengarak gunungan hasil bumi memutari desa dalam rangkaian sedekah bumi.

Selain karnaval dan kirab budaya, yang patut dilestarikan dalam perayaan sedekah bumi yakni pertunjukan ketoprak. Mengingat, dengan menggelar pertunjukan ketoprak, masyarakat juga ikut melestarikan seni teater tradisional yang menceritakan tentang sejarah kerajaan di Nusantara.

“Ini juga jadi keunikan sendiri di Kabupaten Pati daripada kabupaten lain di Jawa Tengah dan di Indonesia juga. Kabupaten yang masih kental nguri-uri ketoprak ya Pati ini dan diselenggarakan pada waktu sedekah bumi ini,” ujar Kepala Dinporapar Pati Rekso Suhartono melalui Kepala Bidang (Kabid) Pemasaran Pariwisata Mohamad Roni, Selasa 21 Mei 2024.

Maka dari itu, kata Roni, Dinporapar Kabupaten Pati mengusulkan tradisi sedekah bumi berskala besar ke dalam kalender event pariwisata di tingkat Provinsi Jateng.

“Kami dari Dinporapar melakukan pendataan untuk event yang skalanya besar dan bersifat lintas desa atau kecamatan/kabupaten untuk dimasukkan pada event daerah. Nantinya juga event tersebut kami sampaikan di provinsi untuk dimasukkan dalam kalender event Provinsi Jawa Tengah juga,” jelasnya.

Ia menyatakan bahwa masyarakat di Kabupaten Pati memiliki kepercayaan tersendiri terhadap tradisi sedekah bumi. Jika tidak merayakan tradisi sedekah bumi, masyarakat khawatir dan beranggapan bakal terjadi hal-hal yang tidak diinginkan menimpa desanya.

“Kabupaten lain ada yang melaksanakan sedekah bumi, tapi tidak seperti di Pati. Di sini intens sekali. Pada setiap desa, seakan-akan menjadikan sedekah bumi hal yang wajib. Entah itu dengan adanya kesenian budaya atau bancaan berdoa bersama saja,” tuturnya.

Roni berharap, masyarakat konsisten melestarikan tradisi sedekah bumi yang sudah berjalan sejak dulu hingga sekarang.

“Kepada masyarakat supaya tradisi yang sudah berjalan dengan baik ini mari kita pertahankan. Kita jaga dengan nilai-nilai kultur yang baik juga,” pesannya. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Lingkarjateng.id)