Begini Kondisi Korban Keracunan Makanan di Juwana Pati Sebelum Meninggal

PATI, Lingkarpati.com – RSUD Soewondo Pati mengungkap kondisi korban keracunan massal bernama Sunarmi binti Subari (70), Warga Desa Jepuro RT 01/RW 01, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, sebelum meninggal pada Minggu, 29 Desember 2024.

Wakil Direktur Pelayanan RSUD Soewondo Pati, dr. Ali Muslihin, mengatakan bahwa korban dilarikan ke rumah sakit setempat pada Senin, 23 Desember 2024, dalam kondisi lemah. Menurutnya, korban mengalami mual, muntah, diare, serta menggigil lantaran tekanan darahnya rendah (syok hipovolemik) sehingga harus dirawat di unit gawat darurat (UGD).

“Jadi datang itu, Bu Sumarni itu datang malam hari jam 10-an kira-kira. Itu dengan kondisi mual, muntah, diare tadi, kemudian menggigil, kemudian lemah. Tensinya cuma 70, terus nadinya cepat,” jelasnya di Pati pada Kamis, 2 Januari 2025.

Usai ditangani di UGD dan syok hipovolemik-nya teratasi, selanjutnya pihaknya menangani masalah mual, muntah, dan diare yang dialami korban. Dalam penanganannya, kata Ali, semua keluhan tersebut berhasil disembuhkan.

Namun, Ali mengungkapkan bahwa saat dilakukan proses rontgen ternyata terdapat radang di paru-paru korban. Menurutnya, kondisi tersebut menjadi salah satu penyebab korban mengalami demam tinggi hingga tubuhnya menggigil.

“Pada rontgennya itu juga ada radang paru. Mungkin itu yang menyebabkan panas. Hb-nya drop 5,3 itu untuk berdiri saja sempoyongan. Ditangani bersama penyakit dalam,” paparnya.

Setelah dirawat selama 4 hari, korban dinyatakan pulih dan akhirnya diperbolehkan pulang. Selanjutnya, korban keluar dari RSUD Soewondo pada Sabtu, 28 Desember 2024, pukul 13.30 WIB dan tiba di rumah pukul 20.00 WIB.

“Hari demi hari ada perbaikan, dan panas sudah reda. Mual, muntah, sudah hampir tidak ada, diare sudah berhenti. Makan sudah mau, HB terakhir dicek 10, sudah bagus,” jelasnya.

“Kemudian di hari ke-3 tambah baik, hari ke-4 tambah baik lagi. Sama pak dokter dalamnya diperbolehkan pulang. Itu dibolehkan pulang itu sore jam setengah dua, sampai rumah jam 8 hari Sabtu,” lanjutnya.

Kemudian, baru sehari di rumah atau pada Minggu, 29 Desember 2024, sekitar pukul 13.20 WIB korban meninggal dunia. Di mana, korban merupakan satu di antara 161 warga yang mengalami keracunan massal yang diduga akibat mengkonsumsi lontong opor dalam sebuah acara hajatan.

Terkait kondisi korban sebelum mengalami keracunan yakni tidak bisa jalan kaki karena cedera pangkal paha, menurut Ali hal itu tidak ada hubungannya dengan kasus keracunan maupun penyebab meninggalnya korban.

“Dari riwayat itu dulu pernah jatuh. Dari pemeriksaan itu ada ditemukan patah pangkal paha. Itu sudah lama. Kalau lumpuh tidak, tapi tidak bisa jalan karena yang satu tidak bisa napak kalau jalan. Pangkal pahanya juga, tapi itu tidak ada hubungannya,” ungkapnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pati, Aviani Tritanti Venusia mengatakan bahwa korban sebelumnya sudah mengalami sakit.

“Namun meninggalnya di rumah, setelah pulang dengan kondisi membaik dari Soewondo. Sebelum terdampak kasus ini, pasien tersebut memang sudah dalam kondisi sakit lama, namun di rawat di rumah oleh keluarganya,” ucapnya pada Senin, 30 Desember 2024. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Lingkarpati.com)