Ditanya Gagal Ginjal Akut pada Anak di Pati, DSA ini Ungkap Data Mengejutkan

Ditanya Gagal Ginjal Akut pada Anak di Pati DSA ini Ungkap Data Mengejutkan

PATI, Lingkarjateng.id – Kasus gagal ginjal akut pada anak secara nasional memang sudah mulai turun, namun pemberitaan terkait kasus gagal ginjal akut pada anak yang merebak beberapa waktu yang lalu masih lekat di memori ibu-ibu yang memiliki anak kecil.

Permasalahan yang masih hangat dibicarakan masyarakat ini pun dikupas dalam Zoom Bincang Kesehatan dengan tema Waspada Gagal Ginjal Akut pada Anak yang diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah (PD) Persaudaraan Muslimah (Salimah) Kabupaten Pati pada Kamis, 10 November 2022.

“Dari semenjak berita itu merebak sampai hari ini, sebenarnya ada nggak sih temuan kasus gagal ginjal akut di Kabupaten Pati,” tanya Tazkiya, salah satu peserta diskusi.

Menanggapi pertanyaan itu, Dokter Hesti Kartika Sari Sp.A, yang didaulat menjadi narasumber mengaku bahwa memang sempat ada pasien yang punya gejala mirip namun akhirnya dinyatakan bukan sebagai gagal ginjal akut.

“Awalnya ada pasien yang air seninya banyak terus jadi dikit. Sempat curiga, tapi Alhamdulillah setelah melewati observasi dan pemeriksaan, ternyata bukan. Jadi sampai sekarang di Pati belum ada kasus gagal ginjal akut pada anak,” tegas Hesti yang juga merupakan pengurus Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Karesidenan Pati, sekaligus Ketua PD Salimah Kabupaten Pati periode 2022-2027.

Dalam menyikapinya, lanjut Hesti, orang tua harus mengetahui gejala-gejala yang muncul.

“Perlu waspada manakala anak demam, batuk, pilek, atau ada gejala infeksi saluran cerna seperti diare dan muntah. Pantaulah jumlah dan warna urinnya. Kalau tidak ada urine selama 6-8 jam saat siang hari, segera bawa ke dokter,” ungkapnya.

Terkait demam, Hesti mengingatkan kepada masyarakat bahwa yang perlu diwaspadai bukan hanya gejala gagal ginjal akut saja.

“Karena kemarin kami sudah ada temuan kasus Demam Berdarah (DB) di Pati. Ada pasien dari daerah Tlogorejo, Kecamatan Tlogowungu yang ada gejala demam, malah ternyata setelah di-lab, hasilnya kena DB,”  terang dokter yang praktik di RSUD RAA Soewondo Pati, RS Fastabiq, dan RS Nurusysyifa Kudus ini.

Selain itu, Hesti juga sempat menyinggung soal jajanan anak-anak yang jika dikonsumsi secara berlebihan dalam jangka waktu lama, juga bisa memicu gangguan pada ginjal.

“Jadi seperti minuman atau jajanan yang dalam kemasan dan mengandung bahan pemanis ataupun pengawet yang cukup banyak, juga perlu diwaspadai sejak dini, demi kesehatan jangka panjang anak-anak kita,” imbuhnya.

Acara yang berlangsung secara online ini diikuti oleh ratusan peserta. Bahkan ada sejumlah peserta yang dari luar daerah maupun luar Jawa.

Hesti berharap acara semacam ini dapat berkembang sehingga kemanfaatannya dirasakan oleh banyak orang.

“Apalagi ini ‘kan berdekatan dengan Hari Kesehatan, jadi kami pun senang bila Salimah Pati bisa ikut menyambut dan memeriahkannya dengan kegiatan yang bermanfaat dan mengedukasi masyarakat,” ucapnya.

Ia pun berterimakasih pada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, Aviani Tritanti Venus, yang telah bersedia membuka secara resmi kegiatan yang diprakarsai oleh PD Salimah tersebut. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)