DPRD Pati Narso Minta Pemerintah Tetapkan Batas Harga Tertinggi dan Terendah Gabah

DPRD Pati Narso Minta Pemerintah Tetapkan Batas Harga Tertinggi dan Terendah Gabah

PATI, Lingkarjateng.id – Petani di Kabupaten Pati menyayangkan harga gabah yang rendah saat panen raya tiba. Apalagi harga yang berlaku berbanding terbalik dengan mahalnya biaya operasional menanam padi.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, Narso, turut memberikan perhatian pada permasalahan ini. Menurutnya, perlu tindakan nyata dari pemerintah untuk bisa memberikan jaminan perlindungan bagi para petani untuk meminimalisir kerugian.

Wakil rakyat dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini berpendapat bahwa pemerintah seharusnya menetapkan harga eceran terendah dan harga eceran tertinggi, sehingga baik petani sebagai produsen maupun masyarakat sebagai konsumen tidak ada yang merasa dirugikan.

“Pemerintah harus bisa menentukan harga eceran tertinggi gabah. Tetapi juga menetapkan harga terendah. Sehingga saat panen raya petani terlindungi,” ungkapnya.

Anggota DPRD Pati yang duduk di Komisi B ini juga menyadari rendahnya harga gabah saat panen sangat merugikan petani di Bumi Mina Tani. Narso menilai, ini adalah tugas dari Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) selaku mitra kerja dari Komisi B DPRD Pati agar bisa membuat kebijakan.

Apalagi, banjir beberapa waktu lalu yang membuat ribuan hektare sawah gagal panen nyatanya tak serta merta membuat harga gabah menjadi tinggi. Kualitas gabah yang kurang baik karena intensitas hujan yang cukup tinggi akhirnya mempengaruhi harga gabah semakin rendah.  

“Harga gabah yang anjlok saat panen raya bisa saja karena kualitas gabah yang kurang bagus akibat curah hujan yang cukup tinggi,” imbuhnya.

Selain itu, jika curah hujan tinggi, akan sulit untuk mengeringkan gabah yang basah. Hal ini lah yang membuat para tengkulak membeli gabah dengan harga rendah. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)