PATI, Lingkarjateng.id – Debit air Waduk Seloromo atau Waduk Gembong, Kabupaten Pati menyusut drastis selama musim kemarau tahun 2023. Saat ini debit air tinggal 2 juta meter kubik.
Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUTR) Kabupaten Pati, Sudarno, menjelaskan bahwa biasanya debit air Waduk Gembong bisa mencapai 9 juta meter kubik saat musim penghujan. Sedangkan saat ini hanya tersisa 2 juta meter kubik.
Meski volume air berkurang drastis, Sudarno menyatakan bahwa sistem buka tutup waduk untuk pengairan ke lahan-lahan pertanian masih diberlakukan khususnya lahan yang ada di sekitar Kecamatan Gembong, Margorejo, dan Tlogowungu.
Sudarno menyatakan bahwa DPUTR akan terus berkoordinasi dengan penjaga Waduk Gembong untuk mengoptimalkan ketersediaan air karena kebutuhan air sangat mendesak di musim kemarau ini.
“Debit air di Waduk Gembong saat ini berkisar 2 juta meter kubik, dari jumlah total 9 juta meter kubik. Untuk kebutuhan petani saat ini masih bisa suplai ke areal pertanian. Seperti hari ini dibuka ke arah Margorejo 700 meter kubik dan ke Gembong dan sekitarnya 500 meter kubik. Tapi ini harus selalu dikoordinasikan mengingat kebutuhan air yang semakin mendesak,” jelasnya, pada Kamis, 12 Oktober 2023.
Mengingat kondisi musim kemarau, Sudarno juga menyebut bahwa saat ini harus berhati-hati dalam menyuplai kebutuhan air. Apalagi saat ini juga masih ada proyek untuk mengoptimalkan fungsi Waduk Gembong.
“Ini harus ada jeda waktu antara pengeringan mulai hari Senin tanggal 9 Oktober kemarin. Semua sungai akan kami keringkan, karena ada finishing ada pengerjaan di hulu Bendungan Gembong,” imbuhnya.
Sudarno memastikan, kebutuhan petani akan air bersih saat ini masih cukup lantaran selain dibantu air waduk, wilayah sekitar Waduk Seloromo merupakan dataran tinggi Gunung Muria sehingga banyak ditemukan sumber air. Tidak seperti area Pati Selatan yang saat ini mengalami krisis air yang mengakibatkan lahan pertanian terbengkalai.
“Untuk kebutuhan petani cukup, meskipun ada yang tidak bisa kita layani karena ada perbaikan dibeberapa bendungan, sehingga menghambat suplai air dari atas ke bawah,” tutupnya. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)