Perayaan Imlek, Parade Barongsai Jadi Ajang Promosi Wisata Budaya di Pati

Perayaan Imlek Parade Barongsai Jadi Ajang Promosi Wisata Budaya di Pati

PATI, Lingkarjateng.id – Belasan ribu  masyarakat Pati tumpah ruah di sepanjang Jalan Pemuda, Jalan Ahmad Dahlan, Jalan Tondonegoro, Jalan Wahidin, Jalan RA Kartini, Jalan Kyai Saleh dan Jalan Sudirman menyaksikan parade perayaan Imlek 2574 Kongzili pada Minggu, 22 Januari 2023.

Parade budaya Tionghoa ditampilkan dalam arak-arakan seperti barongsai, marching band dan peragaan busana Chinese. 

Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Kabupaten Pati melalui sekertaris Endah Murwaningrum berharap dengan adanya parade budaya ini mampu mendongkrak sektor pariwisata.

Selain parade budaya, Pasar Imlek juga digelar selama sepuluh hari untuk memeriahkan perayaan Imlek yang digelar di kawasan pecinan Klenteng Hok Tik Bio sejaka 12 Januari 2022. 

Bahkan, pengunjung tampak memadati pasar Imlek setiap harinya. Endah memprediksi puluhan ribu orang datang menyaksikan dan menikmati kegiatan bertema khas budaya Tionghoa ini

“Selama sepuluh hari pelaksanaan Pasar Imlek, diperkirakan sudah sekitar 65 ribu pengunjung yang datang. Ini membuktikan bahwa perayaan Imlek bukan hanya milik Kaum Tionghoa saja tetapi sudah menjadi milik warga masyarakat Pati,” ucapnya.

Berbagai macam kuliner dan pernak-pernik khas Imlek dan budaya Tionghoa tersaji di sepanjang komplek pecinan pasar Imlek. Menurut Endah, kegiatan ini selain berdampak pada promosi wisata, pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan ekonomi kreatif juga ikut merasakan dampaknya. 

Endah berharap perayaan Imlek yang kali ini merupakan shio kelinci air dapat menjadi sarana untuk tetap menjaga solidaritas dan hidup berdampingan di tengah perbedaan.

“Di tahun baru Imlek ini dan untuk seterusnya, kita bergandengan tangan, selalu jaga kekompakan. Kita jaga Pati agar selalu damai, sejahtera dan kondusif. Setelah kita melihat kemeriahan acara Imlek yang didukung oleh semua pihak, kita jadi optimis bahwa kita akan lebih kuat dan lebih hebat ketika bersama. Jangan kita jadikan perbedaan menjadi halangan. Berbeda itu indah, bukankah pelangi indah karena warna warninya,” pesannya.

Dengan kebersamaan masyarakat, Endah merasa optimistis bahwa potensi wisata tidak hanya terpaku pada keindahan alam melainkan juga dari wisata budaya. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)