PATI, Lingkarjateng.id – Musim kemarau yang melanda Kabupaten Pati turut berdampak pada sektor pertanian. Terkhusus di Pati bagian selatan yang tidak memiliki saluran irigasi, musim kemarau seakan menjadi musibah karena lahan sawah yang tandus tidak bisa ditanami tanaman pangan.
Maka dari itu, Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati Niken Tri Meiningrum mengimbau kepada para petani Pati Selatan untuk menanam tanaman alternatif yang tahan di musim panas seperti kacang-kacangan.
Menurut Niken, tanaman seperti kacang hijau atau kedelai sangat cocok ditanam di wilayah Pati Selatan. Akan tetapi, jika kondisi sudah terlalu parah seperti saat ini, maka tidak ada cara lain selain membiarkan lahan sawah kering tanpa ada tanaman.
Krisis Air Bersih, 5 Kecamatan di Pati Ini Terdampak Kekeringan Paling Parah
“Jadi solusinya mungkin bisa menanam komoditas yang tahan di tanah kering. Kami Dispertan hanya bisa menyarankan seperti itu,” imbau Niken saat ditemui di Pati, pada Senin, 14 Agustus 2023.
Kondisi di Pati Selatan ini tentu berbeda dengan kondisi yang terjadi di Pati Utara. Seperti diketahui, adanya sumur bor di areal persawahan dan bagusnya saluran irigasi yang ada di sana, membuat sektor pertanian di Pati Utara masih berkembang di tengah musim kemarau.
Disinggung soal solusi menangani lahan sawah yang kekurangan air ini, Niken mengaku tidak punya solusi yang tepat, selain menunggu datangnya musim hujan. Kendati demikian, pihaknya bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) pernah melakukan kajian untuk menggali sumber air untuk bisa mengairi sawah yang kering.
1 Bulan Terdampak Kekeringan, Desa Ronggo Pati Dapat Bantuan Air Bersih
“Kalau bantuan air di sektor pertanian belum ada, soalnya kalau air kita koordinasikan dengan BBWS untuk mencari sumber air. Kalau sumber air tidak ada, ya sulit. Laporan belum masuk, memang kita perlu bersiap terutama petani di Pati Selatan. Karena memang irigasi tidak ada dan hanya mengandalkan air hujan. Berbeda dengan di Pati Utara, masih ada sumurnya,” sambung Niken.
Sementara itu, Sutahal salah satu petani asal Kecamatan Winong, Kabupaten Pati mengaku hanya bisa pasrah dan menunggu musim hujan tiba untuk bisa menggarap sawah kembali.
“Kalau kemarau ya seperti ini, gersang. Mau tidak mau kami petani hanya bisa menunggu hujan,” keluh Sutahal. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Koran Lingkar)