Sulit Pasarkan Hasil Panen, Petani Kedelai di Pati Dapat Bantuan Distribusi dari Pusat

PATI, Lingkarpati.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) RI memberikan bantuan fasilitasi distribusi pangan kepada petani kedelai di Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Hal itu diungkapkan Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Bapanas RI, Maino Dwi Hartono, saat mengunjungi kelompok tani kedelai di Desa Trimulyo, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, pada Jumat, 3 Januari 2025.

Maino mengatakan bahwa kunjungan tersebut merupakan bentuk kepedulian pemerintah terhadap petani kedelai di Pati yang mengeluh lantaran hasil panennya sulit dipasarkan.

Menurutnya, para petani harus diberikan bantuan agar mereka lebih maksimal dalam mendukung berswasembada pangan.

Salah satu bantuan yang diberikan Bapanas kepada petani kedelai di Pati adalah fasilitasi distribusi pangan. Bantuan tersebut terdiri dari komponen biaya seperti transportasi dari kelompok tani (poktan) ke lokasi tujuan pemasaran, biaya pengeringan (blower), pengemasan dan angkut serta biaya susut hasil.

Menurut Maino, bantuan berupa fasilitasi distribusi pangan dapat memudahkan para petani kedelai untuk memasarkan hasil panennya kepada para produsen tahu ataupun tempe yang ada di seluruh Indonesia.

“Salah satu kuncinya adalah pemasaran, sehingga perlu kita link-an, para petani ini di gapoktan bagaimana bisa di-link-an ke optaker pengrajin tahu-tempe di Jawa Tengah maupun nasional,” ujarnya.

Maiono menyebut, Kabupaten Pati merupakan salah satu lumbung pangan di Jawa Tengah bahkan nasional yang perlu mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah pusat. Bahkan, hasil tani berupa kedelai di Pati memiliki kualitas lebih bagus jika dibandingkan dengan kedelai impor.

“Kami mengapresiasi gapoktan di Pati, ini menjadi pintu masuk bagi pemerintah pastinya. Masih ada petani yang bertahan menanam kedelai, pemerintah harus melindungi baik itu dari sisi harganya, distribusi, pemasaran dan sebagainya,” paparnya.

Ketua Poktan Desa Trimulyo, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Sucipto, mengaku sempat mengalami kendala dalam proses pemasaran hasil pertaniannya. Namun, dengan adanya bantuan fasilitasi distribusi pangan, para petani kedelai di desanya tidak kesusahan lagi dalam menyalurkan hasil panennya ke konsumen.

“Pada saat itu kami ditikung kedelai impor, sehingga pemasaran kami terserapnya agak lambat. Sehingga dengan adanya bantuan dari Bapanas kami merasa sangat berterima kasih sekali,” ungkapnya.

Dia berharap, pemerintah lebih gencar menyerap hasil pertanian di Pati, khususnya kedelai. Sehingga, pada saat musim panen tiba para petani tidak hanya bergantung pada produsen tempe dan tahu dalam memasarkan hasil panennya.

“Selaku petani mengharapkan dengan kehadirannya Bulog, sehingga bisa membantu menyerap pada saat panen, karena pada saat panen mengandalkan mitra tahu dan tempe saja tentunya akan kesulitan tanpa kehadiran pemerintah,” harapannya. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Lingkarpati.com)