55 Persen Pupuk Subsidi di Pati Belum Terserap Petani, Ternyata Ini Alasannya

55 Persen Pupuk Subsidi di Pati Belum Terserap Petani Ternyata Ini Alasannya

PATI, Lingkarjateng.id  – Persediaan pupuk subsidi di Kabupaten Pati masih belum tersalurkan seluruhnya. Tercatat per Minggu, 16 Juli 2023 sebanyak 55 persen pupuk subsidi belum diambil oleh petani bahkan hingga mendekati panen palawija.

Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati melalui Petugas Analis Pasar Hasil Pertanian Pelaksana (APHP) Aldony Nurdiyansyah  mengungkapkan bahwa pendistribusian pupuk subsidi tahun 2023 mengalami perubahan yakni menggunakan sistem E-Alokasi dan pendistribusian pupuk untuk sembilan komoditas hasil tani.

“Untuk pupuk bersubsidi tahun 2023 ada beberapa perubahan. Yang pertama mengunakan sistem E-Alokasi dimana pupuk itu sudah dibagi per alokasi per petani. Yang kedua, diperuntukkan hanya untuk sembilan komoditas terdiri dari padi, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai, kopi, tebu, dan kakao,” jelasnya, pada Senin, 17 Juli 2023.

Aldony mengungkapkan, berdasarkan data realisasi penyaluran pupuk bersubsidi tanggal 16 Juli 2023 terdapat tuga jenis pupuk subsidi yang sudah direalisasikan. Yakni pupuk Urea terealisasi sebanyak 45,62%, NPK terealisasi 44,88%, dan NPK Kakao baru terealisasi 22,45%.

“Sampai dengan tanggal 16 tahun 2023, hanya disubsidi di 3 jenis pupuk saja. Urea dari alokasi yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Pati sebanyak 42.617.877 ton, terealisasi 19.433.595 ton atau 45,62%. Untuk NPK alokasinya 25.996.175 ton baru terealisasi 11.668.126 ton atau 44,88%, dan NPK Kakao alokasinya 44.007 ton baru terealisasi 9.878 ton atau 22,45%,” jelasnya.

Ia menegaskan, sampai saat ini persediaan pupuk subsidi di Kabupaten Pati masih aman. Pihaknya menjamin, untuk persediaan pada musim tanam bulan September-Desember 2023 masih di atas 55 persen.

“Dari data ini berarti pupuk kita walaupun sudah melampaui semester satu belum terserap 50 persen, jadi untuk sisa tahun ini untuk persiapan tanam terakhir tahun ini kurang lebih di bulan September sampai Desember itu pupuk kita masih cukup banyak atau diatas 55 persen,” terangnya.

Pihaknya berharap para petani yang terdaftar di E-Alokasi segera mengambil jatah pupuk subsidi sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan untuk perawatan tanaman.

“Jadi kami imbau untuk petani yang terdaftar di E-Alokasi jatah pupuknya bisa diambil sesuai periodikal tanamnya. Contoh untuk palawija kemarin ‘kan tanamnya mungkin padi-kedelai-padi, padi sudah diambil, kedelai ini diambil nanti yang terakhir. Musim tanam terakhir padi silahkan diambil sesuai periodikal jadwal,” pungkasnya. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Koran Lingkar)