Ratusan Warga Desa Tluwah Pati Diduga Keracunan, Ini Langkah Dinkes

PATI, Lingkarpati.com – Ratusan warga Desa Tluwah, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati diduga mengalami keracunan usai menyantap jamuan di sebuah acara hajatan pada Senin malam, 23 Desember 2024.

Makanan berupa lontong, sambal goreng, dan aneka lauk pauk yang mereka konsumsi saat acara hajatan atau kenduri itu mengakibatkan mual, diare, pusing, hingga demam tinggi. Para warga harus dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat lantaran mengalami keracunan yang cukup berat.

Salah satu warga Tluwah yang diduga mengalami keracunan, Sukar, mengatakan bahwa ia beserta istri dan anaknya merasa tidak enak badan usai menyantap hidangan dalam hajatan tersebut. Padahal, Sukar merasa makanan yang disantapnya tidak memiliki aroma maupun rasa aneh.

“Itu makanan saya bungkus lalu makan di rumah. Saya makan ya enak-enak saja. Isinya lontong, kuah, sambal goreng tahu, serta potongan daging dan kulit ayam. Saya cuma makan tiga potong. Sisanya dimakan anak dan istri saya, semuanya jadi sakit,” ujarnya usai memeriksakan diri di Posko Kesehatan Darurat di Balai Desa Tluwah, Rabu, 25 Desember 2024.

Beberapa jam setelah menyantap makanan di acara hajatan, lanjut dia, secara bergantian Sukar dan anak istrinya mengalami mual, pusing, demam, hingga diare.

“Saya sampai tujuh kali buang air besar. Badan juga panas, kepala pusing keliyengan. Alhamdulillah sekarang sudah mendingan, walaupun belum pulih 100 persen,” ungkap dia.

Beruntungnya, setelah terjadi dugaan keracunan massal tersebut, ada puskesmas keliling yang menghampiri rumah-rumah warga untuk melakukan pemeriksaan dan memberikan obat. 

Berdasarkan keterangan Kasi Kesejahteraan Desa Tluwah, Dewi Riyani, terdapat 138 warga yang mengalami gejala keracunan makanan. Delapan orang di antaranya harus rawat inap di RS Budi Agung Juwana, 18 di Puskesmas Juwana, 2 di RSUD RAA Soewondo, 4 di RS Mitra Bangsa, dan 2 di Puskesmas Jakenan.

“Kemudian 97 orang berobat di Pos Kesehatan Darurat yang kami buka sejak tadi malam. Selain itu kami juga berkeliling mengecek kondisi warga di rumah mereka,” kata dia.

Dewi menyebut, pihaknya mendapat laporan warga yang mengalami demam, diare, dan muntah-muntah pada Selasa sore, 24 Desember 2024. Kemudian pihaknya bersama jajaran Pemerintah Desa (Pemdes) Tluwah langsung melakukan pengecekan.

“Akhirnya saya sweeping ke desa. Ternyata banyak warga yang mengalami kondisi sama. Menggigil, demam, muntah-muntah. Banyak yang belum berobat. Akhirnya kami kerjasama dengan Puskesmas, semua bidan dikerahkan untuk membantu,” jelas dia.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pati, Aviani Tritanti Venusia, mengatakan bahwa pihaknya melalui Puskesmas Juwana langsung mengambil tindakan cepat dengan membuka posko kesehatan di Balai Desa Tluwah usai mengetahui adanya dugaan keracunan massal tersebut.

“Kami memberikan pengobatan untuk masyarakat terdampak. Yang gejalanya ringan cukup rawat jalan. Adapun yang gejala berat, misalnya diare sampai dehidrasi, kami beri rujukan ke beberapa rumah sakit terdekat,” ujar Aviani.

Untuk memastikan dugaan keracunan massal yang diakibatkan konsumsi makanan yang sama, pihaknya mengambil sampel makanan tersebut untuk dicek di laboratorium di Kota Semarang.

“Kami ambil sampel makanan dan kami kirim ke laboratorium di Semarang untuk dicek apakah memang makanan ini menjadi penyebab keracunan. Kami masih menunggu 3 hari sampai satu minggu untuk mengetahui hasilnya. Semoga nanti tidak bertambah lagi (korbannya),” tandas dia. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Lingkarpati.com)