Antisipasi Krisis Air saat Kemarau, PDAM Pati Terapkan Sistem Gilir

Antisipasi Krisis Air saat Kemarau PDAM Pati Terapkan Sistem Gilir

PATI, Lingkarjateng.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2023. Menindaklanjuti hal tersebut, Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bening Pati, Bambang Sumantri, menyebut telah menyiapkan sistem gilir untuk mengantisipasi bencana kekeringan dan krisis air di musim kemarau.

“Apabila di musim kemarau sumber air PDAM berkurang, maka aliran air ke pelanggan ikut berkurang. Maka kita telah menyiapkan sistem gilir. Khususnya untuk wilayah Pati Timur seperti Kecamatan Batangan, Juwana, dan Jakenan,” ungkapnya, pada Senin, 29 Mei 2023.

Kendati akan menggunakan sistem gilir, ia menjamin bahwa aliran air PDAM ke pelanggan tidak akan mati total. 

“Kami menjamin tidak akan mati total, ya tentunya itu tadi digilir. Alirannya lebih sedikit saja. Karena sumber airnya berkurang, sehingga untuk mensuplai ke masyarakat juga akan berkurang. Sehingga apabila itu berkurang tentunya akan ada sistem penggiliran aliran,” terangnya.

Lebih lanjut, Bambang menyatakan langkah yang tepat untuk menghadapi musim kemarau adalah dengan menambah persediaan air baku. Walau sebenarnya dalam menyiapkan air baku tersebut masih ditemukan kendala jaringan.

Ia mengungkap selama ini kesulitan yang dialami apabila mengambil dari wilayah yang banyak airnya, sementara yang membutuhkan di wilayah yang tidak ada air tawarnya, maka diperlukan jaringan pipa yang memadai.

“Hal ini seperti di wilayah Pati Timur yang tidak ada airnya, sehingga harus memerlukan jaringan pipa. Sementara jaringan pipa kita itu semuanya sudah jenuh. Artinya jenuh itu pipa untuk mengalirkan air ke sana itu sudah full dengan kapasitas yang tersedia,” jelasnya.

Sedangkan dalam kondisi saat ini PDAM Tirta Bening Pati sudah tidak memiliki alokasi anggaran khusus untuk penambahan pipa jaringan.

“Penambahan itu, selama ini hanya dilakukan atas bantuan dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat,” tuturnya. (Lingkar Network | Khairul Mishbah – Koran Lingkar)