DPRD Pati Karmijan Harap Bendungan Kembang Kempis Jadi Solusi Banjir di Jakenan

DPRD Pati Karmijan Harap Bendungan Kembang Kempis Jadi Solusi Banjir di Jakenan

PATI, Lingkarjateng.id – Salah satu upaya dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati untuk menanggulangi bencana banjir adalah dengan membuat bendungan di sekitar sungai. Salah satunya adalah bendungan Kembang Kempis di Desa Bungasrejo, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati.

Saat ini pembangunan bendungan Kembang Kempis dalam tahap proses pengerjaan, yang diharapkan mampu menampung air yang sering membanjiri Desa Glonggong, Desa Sembaturagung, dan Desa Bungasrejo, Kecamatan Jakenan.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pati, Karmijan, sangat mendukung pembangunan bendungan Kembang Kempis. Dirinya yakin, jika bendungan Kembang Kempis ini telah selesai dan diresmikan, sedikit banyak mampu menampung air hujan yang notabene merupakan kiriman dari wilayah Pegunungan Kendeng di bagian selatan.

Ketua DPRD Pati Minta Dana Bantuan Korban Banjir Digunakan Maksimal

“Pembangunan bendungan Kembang Kempis ini sebagai upaya penanganan banjir. Semoga memberikan dampak yang baik untuk penanganan banjir yang menjadi persoalan. Banjir ini ‘kan sumbernya dari hulu yang biasa melanda Jakenan,” ungkap anggota Komisi C DPRD Pati ini.

Anggota DPRD Pati Karmijan menilai banjir masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi Pemkab Pati untuk diselesaikan. Sehingga dirinya akan selalu mengawal progres pembangunan ini agar manfaatnya bisa segera dirasakan oleh masyarakat.

“Komisi C DPRD Pati tentu akan terus mengawal pembangunan bendung ini agar segera selesai sesuai target dan berdamai signifikan dalam mengatasi banjir di wilayahnya Jakenan dan sekitarnya,” tambahnya.

Diketahui, bendungan Kembang Kempis yang mulai dikerjakan pada 2022 ini ditargetkan selesai pada tahun 2024 nanti.  

Politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini berharap keberadaan bendungan Kembang Kempis nantinya tidak hanya dapat menanggulangi banjir tetapi bisa dimanfaatkan untuk sektor pertanian. Sehingga ketika memasuki musim kemarau, petani dapat mengambil air dari bendungan tersebut untuk mengairi sawah. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)