Isu Resesi 2023, Perusahaan di Pati Diwanti-Wanti Tak PHK Pekerja

Isu Resesi 2023 Perusahaan di Pati Diwanti Wanti Tak PHK Pekerja

PATI, Lingkarjateng.id – Ancaman resesi yang diperkirakan terjadi pada tahun 2023 membuat banyak orang merasa was-was. Tak terkecuali buruh pabrik yang disinyalir akan paling terdampak resesi 2023.

Meski begitu, Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Pati, Agus Bambang Yunianto mengimbau kepada buruh pabrik untuk tidak panik. Menurutnya, resesi 2023 tidak akan berdampak besar bagi buruh. Pasalnya, perusahaan tentu akan memikirkan kesejahteraan para pekerjanya.

Untuk menyeimbangkan kondisi perusahaan di tengah krisis ekonomi, Bambang yakin perusahaan dapat menyesuaikan antara pendapatan dengan pengeluaran.

“Dampak resesi mungkin ada, karena kondisi global. Seperti pengurangan jam kerja. Tapi, mereka tidak mem-PHK (Pemberhentian Hari Kerja) karyawan, mungkin mengurangi jam kerja. Saya khawatirkan jika gaji tinggi tapi pekerja dikurangi. Perusahaan kan menyesuaikan pendapatan,” ucapnya.

Oleh sebab itu, Bambang meminta kepada perusahaan untuk tidak mengurangi jumlah karyawan dan jam kerja, ketimbang memberikan gaji besar untuk beberapa karyawan dalam menghadapi resesi 2023.

“Kita berharap jangan seperti itu, jangan sampai masyarakat jadi korban. Lebih baik dikurangi jam kerja, daripada di PHK,” tambahnya.

Hal itu disampaikan Bambang mengingat beberapa waktu lalu sebanyak 500 pekerja buruh pabrik di Rembang diberhentikan. Hal sama tidak boleh sampai terjadi di Pati.

“Sampai dengan saat ini tidak ada, saya pantau terus. Kalau Covid-19 kemarin ada,” jelasnya.

Dirinya juga berpesan kepada para karyawan, untuk dapat melaporkan ke Disnaker apabila ada hak dari karyawan yang belum dipenuhi oleh perusahaan. Terkhusus bagi mereka yang kena PHK secara sepihak. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)